Tolooong... Gadis Ini Bersin 12.000 Kali Sehari

Friday, November 13, 2009

VIRGINIA, KOMPAS.com — Lauren Johnson tampak seperti gadis 12 tahun pada umumnya, kecuali bahwa dia tidak bisa berhenti bersin. Dia bersin lebih dari 20 kali semenit atau 12.000 kali sehari. Bersin tanpa henti itu bermula dua minggu lalu ketika Lauren dari Virginia, Amerika Serikat (AS), terkena flu. Saat bebas bersin hanya ketika dia tidur.

Kondisinya itu membingungkan para dokter. Selama lima menit wawancara pada acara Today Show di AS, Lauren bersin ratusan kali, pembicaraannya terinterupsi setiap beberapa detik.

Gadis berusia 12 tahun yang dijuluki "Gesundheit Girl" (gesundheit merupakan ungkapan bahasa Jerman untuk menunjukkan harapan akan kesehatan yang baik bagi orang yang habis bersin) mengatakan, "Saya tidak bisa berhenti. Saya berpikir tidak selama ini, tetapi sekarang sudah dua minggu." Dia mengatakan, dia tidak sakit, tetapi hanya tidak nyaman.

Lauren dan ibunya Lynn Johnson tampil di acara Today Show dalam upaya untuk mencari orang yang mungkin mampu mengobati bersin yang tidak berhenti itu. Seorang ahli yakin dia menderita sebuah sindrom yang dikenal sebagai bersin senapan mesin (machine gun sneezing), di mana korbannya bersin secara terus-menerus.

Lauren mengatakan pada acara Today Show bahwa dia merasa "merana". "Ini sudah berlangsung dua minggu. Saya masih melihat teman-teman saya, tetapi saya tidak bisa ke sekolah," katanya seperti dikutip Dailymail, Kamis (12/11).

Ibunya, Lynn Johnson, selama dua minggu terakhir mendatangi sejumlah dokter untuk mendiagnosis dan mengobati putrinya, dan sekarang ke televisi dalam upaya untuk menemukan orang yang bisa mengobati atau spesialis yang dapat membantu. Mereka, sejauh ini, telah mencoba 11 pengobatan berbeda.

"Hidup baginya telah berhenti. Setiap orang bingung. Tidak seorang pun tahu bagaimana menghadapi hal ini," kata Johnson. Mereka telah mencoba hipnotis, tetapi itu juga tidak berhasil. Lauren juga mencari seorang terapis, siapa tahu faktor psikologis memicu reaksi fisiknya.

Lauren mengatakan kepada situs berita lokal, "Bagian tersulit dari bersin ini adalah tidak bisa sekolah dan ketika orang-orang menatap keheranan."

Seorang Pria Ditahan Akibat 'Bawa Kabur' Seribu Serangga

Thursday, November 12, 2009

Seorang Pria Ditahan Akibat 'Bawa Kabur' Seribu Serangga

Rio De Janeiro - Seorang pria asal Inggris ditahan pihak polisi Bandara Rio de Janeiro akibat
berusaha membawa kabur seribu ekor serangga keluar dari Brazil. Pria yang tidak disebutkan namanya tersebut berusaha meyelundupkan seribu ekor serangga yang disimpan dalam dua buah kopor yang dibawanya.

Perbuatan pria ini diketahui setelah petugas mencurigai saat melihat tas melintasi pengamanan sinar X.

Atas perbuatannya tersebut, pria itu terancam hukuman satu tahun penjara dan
denda sebesar US$ 2,3 juta atas sangkaan mencoba menyelundupkan serangga keluar Brazil. Demikian dilansir news.com.au, Jumat (13/11/2009).

Setelah diproses hukum pria tersebut akhirnya berhasil dibebaskan dari penjara dengan uang jaminan ang diberikan ke pengadilan. Sedangkan serangga yang berusaha diselundupkan kini diserahkan kepada Museum di Universitas Federal Rio.

(ddt/anw)

Fenomena Sumpah Pejabat

Fenomena Sumpah Pejabat
Anwar Khumaini - detikNews

Jakarta - Seminggu terakhir, kita disuguhi oleh sumpah para pejabat penegak hukum. Tujuan sumpah itu apalagi kalau tidak untuk membantah segala tuduhan yang dialamatkan kepada mereka.

Kabareskrim nonaktif, Komjen Pol Susno Duadji misalnya. Untuk menepis isu dia telah menerima Rp 10 miliar terkait kasus Bank Century, Susno bersumpah di hadapan anggota Komisi III DPR. Meski lafal sumpah yang diucapkan Susno 'aneh', setidaknya ini menunjukkan keseriusannya untuk menepis tuduhan yang dialamatkan kepadanya. "Sebagai seorang muslim, lillahi taala, saya tidak pernah mendapatkan Rp 10 M dari siapa pun terkait dengan kasus Bank Century," sumpah Susno sambil mengangkat tangan kanannya ke atas.

Sumpah lebih meyakinkan ditunjukkan oleh komisioner KPK, M Jasin. Dalam sebuah tayangan di salah satu stasiun televisi swasta, Jasin bersumpah di atas Al Quran, dia tidak pernah terlibat suap atau pun pemerasan.

"Wallahi, demi Allah saya bersumpah bahwa saya tidak pernah menerima suap atau saya meminta orang untuk menerima suap atau pemerasan," ucap Jasin beberapa waktu lalu.

Terakhir, Mantan Kapolres Jakarta Selatan, Wiliardi Wizar yang menjadi terdakwa kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen juga bersumpah. Wiliardi bersumpah bahwa kesaksiannya terkait dengan kasus yang menimpa Antasari Azhar sebagai tersangka utama pembunuhan Nasrudin ditekan oleh pihak kepolisian.

"Demi Allah saya bersumpah, biar mati lampu ini, mati saya Pak," ujar Wiliardi dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Pernyataan Wiliardi ini langsung menimbulkan reaksi keras pihak kepolisian. Merasa tersudut, akhirnya Mabes Polri menggelar jumpa pers yang membantah sumpah Williardi tersebut. Bahkan, dalam jumpa pers, Mabes Polri menunjukkan saat diperiksa oleh polisi, Williardi dalam kondisi yang sama sekali tidak tertekan. Dia malah terlihat sedang merokok santai saat diperiksa di Bareskrim Mabes Polri.

Tak cuma menunjukkan Wiliardi yang santai saat diperiksa, Mabes Polri juga menyuguhkan rekaman video antasari Azhar yang 'dituduh' mengkriminalisasikan KPK dengan salah satu ucapanya yang menyebut keberadaan KPK tidak penting.

Apakah polisi juga harus merasa perlu bersumpah untuk meyakinkan bahwa rekaman video Antasari dan Williardi tak direkayasa atau dipotong-potong? Aha...!!!! (anw/ddt)

Cerita Anggodo Membangkang dalam Pewayangan

Saturday, November 7, 2009

KOMPAS.com — Dalam kisah wiracarita Ramayana versi Jawa, ada sebuah potongan lakon yang bisa jadi cukup menarik untuk direnungkan. Cerita Anggodo Balik atau Anggodo Membangkang.

Potongan lakon ini merupakan bagian penting dari cerita yang menggambarkan peperangan antara Kerajaan Ayodya melawan Alengka saat Rama, penguasa Ayodya, ingin mengambil kembali Shinta, istrinya, yang dicuri Rahwana saat mereka berburu di hutan Dandaka.

Ya, karena kehilangan istri dan semangat mengambil istri orang adalah dua kepentingan yang saling berlawanan, akhirnya peperangan fisik tak terhindarkan. Pada awal peperangan dikisahkan, Rama tidak mengetahui di mana sebenarnya letak geografis negeri Alengka, tempat istrinya disandera. Kemudian dia menyuruh pasukan kera yang dipimpin Anoman.

Anoman sukses menyelidiki dan menyidik seberapa jauh dan seberapa kuat negeri Alengka. Anoman pulang ke Ayodya setelah menyerahkan cincin kawin Rama kepada Shinta. Namun, Anoman juga sukses membuat jejak, dibakarnya negeri Alengka hingga menjadi abu. Lalu dia pulang melaporkan keberhasilan misinya.

Untuk menaklukkan Rahwana, Rama kemudian mengutus salah satu senopatinya bernama Anggodo. Ia adalah kera berbulu merah yang punya kesaktian luar biasa. Sebab, Anggodo adalah anak Subali dari istri seorang bidadari bernama Tara.

Benar, Anggodo akhirnya berangkat bersama pasukan menuju Alengka, mengikuti peta yang sudah disiapkan oleh Anoman. Sesampainya di Alengka, Anggodo bertemu Rahwana. Namun, Anggodo justru menjadi galau hatinya, ketika Rahwana mengabarkan bahwa kematian Subali, ayahnya, adalah karena panah Rama.

Anggodo semakin galau ketika mengetahui salah satu istri Rahwana, yakni Tari, adalah saudara kembar Tara, ibunya. Anggodo kemudian berbalik, dia membangkang perintah Rama. Anggodo justru ingin membinasakan Rama.

Peperangan menjadi semakin seru karena Anggodo juga punya kepentingan, yakni membalas dendam atas kematian ayahnya. Dia lupa bahwa selama ini telah digaji oleh Rama untuk kelayakan hidupnya. Dia juga diangkat menjadi salah satu panglima perang Ayodya. Anggodo melupakan semua itu. Provokasi Rahwanalah yang kini menghuni hati Anggodo.

Namun, pada akhirnya Anggodo harus berhadapan dengan Anoman, adik sepupunya yang lebih disayang oleh Dewa. Anggodo berhasil disadarkan meskipun harus melalui perkelahian yang melelahkan.

Anggodo menjadi tokoh sentral yang diperebutkan oleh Rama dan Rahwana. Melalui Anggodo, Rama ingin menarik kembali istrinya yang disandera Rahwana. Dan, melalui Anggodo, Rahwana ingin menghancurkan Kerajaan Ayodya.

Kedua pihak sama-sama memiliki modal kuat. Rama merasa telah menghidupi Anggodo dengan pangkat yang cukup tinggi. Rahwana merasa bahwa Anggodo sesungguhnya merupakan saudara sepupu. Nilai minus yang ada pada Rama di mata Anggodo adalah, Rama pernah membunuh Subali, ayahnya. Sedangkan nilai minus yang ada pada Rahwana adalah, raja raksasa ini menyandera Shinta, istri Rama, yang juga adalah sesembahan Anggodo.

Potongan wiracarita Ramayana versi Jawa ini sudah bertahun-tahun dikisahkan, dipentaskan dalam rupa wayang kulit, wayang wong ataupun sendratari. Jika sekarang ada seseorang bernama Anggodo yang begitu mengejutkan banyak kalangan, mungkin hanyalah sebuah kebetulan.

 
 
 

Followers

 
Copyright © zerointeraktif