Jawa Barat Diminta Serius Siapkan Angklung Sebagai Warisan Dunia

Thursday, October 29, 2009

TEMPO Interaktif, Bandung - Pemerintah dan warga Jawa Barat diminta kesungguhannya untuk mendukung angklung sebagai warisan dunia. Setidaknya ada dua syarat utama yang harus dipenuhi alat musik dari bambu itu.

"Bagaimana (angklung) ini bisa bermanfaat bagi semua masyarakat di sekelilingnya dan bagaimana melestarikannya," kata Duta Besar Indonesia untuk UNESCO Tresna Darmawan Kunaefi, di Bandung, hari ini.

Di sela konferensi UNESCO tentang rasisme dan diskriminasi di Gedung Merdeka, 29-30 Oktober, Tresna mengatakan status warisan dunia tidak cukup hanya dinilai kelangkaan dan keindahannya saja. Sebab jika tidak dipelihara, keindahan dan keunikan benda yang langka bisa pudar. "Kalau tidak dipelihara, status yang diberikan bisa dicabut," ujarnya.

Pengajuan angklung ke UNESCO sejauh ini masih dalam proses penyusunan. Pembahasan rencananya akan dilakukan tahun depan. Nilai lebih angklung, kata mantan Ketua Koperasi Perguruan Tinggi Swasta Jawa Barat itu, pada jenisnya yang beragam, namun sudah langka di berbagai daerah. "Kriteria itu harus disiapkan oleh Dinas Budaya dan beberapa ahli," katanya.

Sejumlah seniman dan kelompok angklung seperti Saung Udjo, gigih mengusulkan angklung sebagai warisan dunia. Untuk itu, pertunjukan angklung, acara festival angklung dan musik bambu lainnya dengan mengundang musisi asing kerap dilakukan.

Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf mengatakan dia akan membuat sejumlah program agar angklung diakui sebagai warisan dunia. "Pertama kita siapkan dulu bahan baku (angklung), yaitu bambu," ujarnya.

Dinas Kehutanan juga seluruh Kota dan Kabupaten akan diminta untuk menanam bambu sebanyak-banyaknya, terutama di daerah lereng agar sekaligus menahan longsor. Selain itu, dia akan meminta Dinas Pendidikan memasukkan angklung dalam mata pelajaran muatan lokal.

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

Followers

 
Copyright © zerointeraktif